Suatu ketika ‘harapan’ terus meminta hal yang ia inginkan kepada Tuhan, kemudian ‘kenyataan’ bertanya pada ‘harapan’ .
kenyataan : apa yang kau
lakukan?
harapan : aku sedang
meminta kepada
Tuhan.
kenyataan : memang apa
yang kau
inginkan?
harapan : aku
menginginkan
banyak hal
untuk
masa depanku.
kenyataan : oh ya?
seberapa
penting masa
depan itu?
harapan : sangatlah
penting!
kenyataan : kapankah
kau hidup?
sekarang atau
hari esok?
mungkin kita mengharapkan begitu banyak hal tetapi janganlah terlalu berlebihan.
Masa depan memang penting tapi apalah artinya jika kita ‘mati’ pada masa yang kita jalani.
Jika kita melupakan masa kini dan terlalu fokus pada masa depan itu sungguh tidak bijak.
Sudahkah kita bersyukur atas yang kita miliki?
Sudahkah kita memaksimalkan potensi yang telah diberikan pada kita?
Pantaskah kita mengharapkan masa depan yang gemilang jika kita menyia-nyiakan apa yang telah kita miliki.
Bersyukurlah dan kembangkanlah diri kita maka masa depan kita akan menjadi lebih baik melebihi harapan kita sebelumnya.
Semoga bermanfaat